Ular sawa itu dijumpai orang ramai dalam keadaan yang mengejutkan.. ular tersebut tidak lepas melalui pagar kerana saiz perut yang terlalu besar.. selepas di belah perutnya, orang ramai temui makanan yang ditelan ular tersebut.. ia seekor..
Ular memang dianggap hewan yang menyeramkan untuk sebagian orang.
Ada ular beracun mematikan hingga ular yang lilitannya sama berbahaya.
Satu contohnya adalah ular piton.
Meski ular ini tak memiliki racun, gigitan dan lilitannya bisa meremukan mangsa dalam sekejap.
Tak hanya tikus atau kelinci, hewan yang berukuran besar pun bisa dimangsanya.
Seperti diketahui, ular memang memiliki perut yang elastis.
Ukurannya akan menyesuaikan besar makanan yang ditelan.
Namun, kejadian mengerikan dan malang harus menimpa seekor piton ini.
Sebuah potret ular piton malang diunggah oleh sebuah akun Facebook Hon Johnbull Cleopas.
Cleopas mengaku ketakutan dengan ular piton saat tak sengaja melihatnya.
Kejadian ini terjadi di dekat lokasi tempat ia bekerja, melansir Daily Mail.
Tepatnya di sebuah area produksi minyak dan hasil perkebunanan di Delta State, barat daya Nigeria.
Dalam unggahannya dia menulis caption ini:
"Ya Tuhan, aku pergi kerja pagi ini dan kaget melihat ular piton ini mati di pagar".
Ya, ular piton tersebut ditemukan dalam keadaan mati.
Tampaknya, ular yang panjangnya 6 kaki terjebak di antara pagar besi
Pagar yang terlalu sempit membuat si ular tak bisa lewat karena bagian perutnya yang terlihat sangat besar.
Meski kaget dan ketakutan, Cleopas memutuskan menghubungi seseorang untuk memeriksa bangkai tersebut.
Ternyata setelah perutnya dibuka, terlihat makanan terakhir yang ditelannya.
Seekor anjing besar masih terlihat di dalam perutnya.
Foto-foto yang diunggahnya ini sontak jadi viral.
Para netizen pun memberikan komentar tak terduga.
Mereka menganggap ular tersebut mati dengan cara yang bodoh.
Amyh Emburu: "Cara mati yang benar-benar aneh. Kasihan si piton, itu sebuah makanan besar."
Huma Haku: "Itu agak bodoh..."
Akhirnya ular tersebut dimusnahkan dengan cara dibakar.
0 comments:
Post a Comment